PENDIDIKAN MENJADI GUDANG MITOS.
Sistem pendidikan kita saat ini menjalankan tiga fungsi umum yaitu.
Fenomena dehumanisasi meskipun adalah sebuah fakta sejarah yang kongkret, yang artinya dehumanisasi bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit tetapi adalah akibat dari tatanan yang tidak adil sehingga melahirkan kekerasan dari tangan-tangan penindas, yang pada gilirannya akan mendehumanisasikan kaum tertindas.
Sistem pendidikan kita saat ini menjalankan tiga fungsi umum yaitu.
1. Menjadi gudang mitos masyarakat
2. Sebagai pelembagaan kontradiksi dalam mitos tersebut.
3. Sebagai lokus ritual yang mereproduksi serta melindungi perbedaan antara mitos dan realitas.
Fenomena dehumanisasi meskipun adalah sebuah fakta sejarah yang kongkret, yang artinya dehumanisasi bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit tetapi adalah akibat dari tatanan yang tidak adil sehingga melahirkan kekerasan dari tangan-tangan penindas, yang pada gilirannya akan mendehumanisasikan kaum tertindas.
Dalam metodologi "Paulo Freire" pendidikan terkhususnya dalam proses pengajaran menjadi bagian dari proses transformasi sosial dalam keseluruhan sistem perubahan sosial.
Untuk meletakan pendidikan dalam peran transformasi sosial, pertama pendidikan perlu melakukan analisis struktural tentang lokasi pemihakan pendidikan terlebih dahulu.
Tanpa visi dan pemihakan yang jelas terhadap siapa, pendidikan sulit diharapkan menjadi institusi kritis untuk pembebasan dan perubahan soaial. pendidikan juga perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis agar menetapkan visi dan mandat mereka sebagai pendidikan untuk pemberdayaan.
Tanpa pemihakan, visi, analisis, dan mandat yang jelas, pendidikan tanpa disadari telah menjadi bagian dari "status quo" dan ikut melanggengkan ketidakadilan, bahkan tanpa pemihakan yang jelas pendidikan hanyalah menjadi alat penjinakan atau alat hegemoni dari sistem ideologi kelompok dominan.
Pendidikan yang seharusnya adalah mampu menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas dan kritis atas proses transfomasi sosial, dengan kata lain yang sering kita dengar dari tugas utama pendidikan adalah "Memanusiakan Manusia" yang tertindas, terbelenggu, dan terdehumanisasi.
Sebab perkara inilah pendidikan lahir sebagai pembebasan bukan sebagai gudang mitos bagi masyarakat yang didogmakan agar menhhilangkan keterkaitan antara pendidikan dengan permasalahan sosial dalam masyarakat.
Jika pendidikan adalah memanusiakan manusia,lalu apa artinya ketika seorang terpelajar seperti "mahasiswa" yang fokus akan tujuan pencapaian pendidikannya harus mendapatakan IPK yang tinggi walau sudah jelas IPK yang tingi sedkitpun tak membawakan dampak positif untuk masyarakat dan perubahan sosial ?
Hal ini bermanfaat sebagai refleksi kita bersama bahwa pendidikan lahir agar membebaskan manusia dari belengu kebodohan dan ketertindasan, dan dalam proses pendidikan tersebut berlangsung harus aktif menyoroti isu dan permasalahn yang berdampak pada kehidupan masayarakat sehingga pendidikan tersebut masih konsisten terhadap leberpihakan dan tujuan pendidikan itu hadir.
Yusril Toatubun.
Hal ini bermanfaat sebagai refleksi kita bersama bahwa pendidikan lahir agar membebaskan manusia dari belengu kebodohan dan ketertindasan, dan dalam proses pendidikan tersebut berlangsung harus aktif menyoroti isu dan permasalahn yang berdampak pada kehidupan masayarakat sehingga pendidikan tersebut masih konsisten terhadap leberpihakan dan tujuan pendidikan itu hadir.
Yusril Toatubun.
Komentar
Posting Komentar